Selasa, 14 Mei 2013

Budaya Indonesia

Suku Dani, Papua

Papua memang memiliki daya tarik dan eksotisme tersendiri. Selain memiliki pemandangan yang luar biasa sebagai pemanja mata, provinsi paling ujung Indonesia ini juga memiliki keunikan dari suku yang bermukim di dalamnya. Salah satunya adalah Suku Dani yang mendiami sebuah wilayah di Lembah Baliem, Wamena, Papua.

Meskipun banyak orang menyebut mereka dengan sebutan Suku Dani, namun orang Suku Dani sendiri menyebut mereka sebagai Suku Parim. Suku Dani atau Suku Parim ini termasuk suku yang masih memegang teguh kepercayaan mereka. Salah satunya adalah selalu memberi hormat pada orang-orang yang sudah meninggal. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengadakan upacara serta penyembelihan babi.

Suku Dani juga merupakan salah satu suku di Papua yang masih mengenakan Koteka yang terbuat dari kunden kuning. Para wanitanya pun masih menggunakan pakaian berjuluk wah yang berasal dari rumput/ serat dan tinggal di Honai-Honai (sebuah gubuk yang beratapkan jerami/ilalang).

Sebagian masyarakat Suku Dani sudah memeluk agama Kristen, akibat pengaruh misionaris Eropa yang pernah datang ke lokasi tersebut sekitar tahun 1935. Kendati demikian Suku Dani masih memiliki kepercayaan adat yang lebih dikenal dengan konsep yang dinamakan Atou yang dipercaya bahwa segala kesaktian yang dimiliki oleh para leluhur suku Dani diberikan secara turun temurun kepada kaum lelaki. Kesaktian tersebut antara lain kesaktian menjaga kebun, kesaktian mengobati atau menyembuhkan penyakit sekaligus menghindarinya, serta kesaktian untuk memberi kesuburan pada tanah yang digunakan untuk bercocok tanam. Suku Dani juga memiliki simbol yang mereka namakan Kaneka. Lambang tersebut dipakai saat upacara tradisi yang bersifat keagamaan.

Meskipun sebagian telah menganut agama Kristen, namun suku yang tinggal di hutan-hutan dengan iklim tropis yang sangat kaya akan flora dan fauna ini masih melakukan serangkaian upacara adat, salah satunya adalah Rekwasi. Rekwasi adalah sebuah upacara adat yang dilakukan untuk menghormati para leluhur. Di Rekwasi, para prajurit biasanya akan membuat tanfa dengan lemak babi, kerang, bulu-bulu, kus-kus, sagu rekat, getah pohon mangga, dan bunga-bungaan di bagian tubuh mereka. Saat melakukan upacara ini, para peserta juga melengkapi dirinya dengan senjata tradisional seperti tombak, kapak, parang, dan juga busur beserta anak panahnya.

Masih banyak keunikan tradisi warisan leluhur yang tersimpan pada Suku Dani yang dijaga dengan sangat baik oleh warganya. Mereka percaya bahwa menghormati para nenek moyang serta leluhur merupakan cara yang tepat dalam menghargai alam serta isinya.


 PERKEMBANGAN BUDAYA DI INDONESIA

Seperti yang kita ketahui, perkembangan budaya indonesia salalu saja naik dan turun. Pada awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak menurun dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern.. namun akhir-akhir ini indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian budaya indonesia, buktinya, masyarakat luar lebih mengenal budaya indonesia dibandingkan masyarakat indonesia.

Sebagai contoh adalah batik hasil dari budaya indonesia, batik tersebut belakangan ini termasuk bahan-bahan yang diminati oleh masyarakat luar. Muncul trend ini dikarenakan batik telah diresmikan bahwa batik tersebut telah ditetapkan oleh UNESCO pada hari jumat tanggal 02 oktober 2009 sebagai warisan budaya indonesia, dan hari itulah ditetapkannya sebagai hari batik nasional.

Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .

Didalam budaya seni, indonesia mempunyai kemajuan. khususnya Tarian tradisional telah mengalami kemajuan yang cukup baik dan telah meranjak ke internasional. Akan tetapi ada beberapa bagian dari budaya indonesia yang di klaim oleh negara lain. Berikut, data dari budaya yang di klaim oleh negara lain:

1. batik dari jawa oleh Adidas

2. Naskah kuno dari riau oleh pemerintah malaysia

3. Naskah kuno dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia

4. Naskah kuno dari sulawesi selatan oleh pemerintah malaysia

5. Naskah kuno dari sulawesi tenggara oleh pemerintah malaysia

6. rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia

7. Sambal bajak dari jawa tengah oleh oknum WN belanda

8. Sambal petai dari riau oleh oknum WN belanda

9. tempe dari jawa oleh beberapa perusahaan asing

10. lagu rasa sayange dari maluku oleh pemerintah malaysia

11. Tari reog ponorogo dari jawa timur oleh pemerintah malaysia

12. Lagu soleram dari riau oleh pemerintah malaysia

13. Lagu injit-injit semut dari jambi oleh pemerintah malaysia

14. Alat musik gamelan dari jawa oleh pemerintah malaysia

15. Tari kuda lumping dari jawa timur oleh pemerintah malaysia

16. tari piring dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia

17. Lagu kakak tua dari maluku oleh pemerintah malaysia

18. Lagu anak kambing saya dari nusa tenggara oleh pemerintah malaysia

19. Kursi taman dengan ornamen ukir khas jepara jawa tengah oleh oknum WN perancis

20. Pigura dengan ornamen ukir khas jepara dari jawa tengan oleh oknum WN inggris

21. Motif batik perang dari yogyakarta oleh pemerintah malaysia

22. Desain kerajinan perak desak suwarti dari bali oleh oknum WN amerika

23. Produk berbahan rempah-rempah dan tanaman obat asli indonesia oleh shiseido Co. Ltd

24. Badik tumbuk lada oleh pemerintah malaysia

25. kopi gayo dari aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) belanda

26. kopi toraja dari sulawesi selatan oleh perusahaan jepang

27. Musik indang sungai garinggiang dari sumatera barat oleh malaysia

28. Kain ulos oleh malaysia

29. alat musik angklung oleh pemerintah malaysia

30.Lagu jali-jali oleh pemerintah malaysia

31. tari pendet dari bali oleh pemerintah malaysia

Dari data tersebut, bisa dibuktikan bahwa masyarakat indonesia sendiri kurang memperhatikan bagian dari budaya indonesia. dan diharapkan untuk masyarakat indonesia lebih memperhatikan bagian dari peninggalan budaya indonesia. dan sekarang akan diupayakan oleh pemerintah agar mendidik anak-anak muda untuk perduli terhadap hal tersebut, dan lebih mengenalkan dari dini sikap akan pentingnya pengetahuan budaya indonesia.

Rumah Budaya Indonesia Akan Hadir di Delapan Negara
Rumah budaya tersebut akan semakin menegaskan Indonesia sebagai satu-satunya tempat bagi dunia dalam membangun dialog kebudayaan.
Rumah adat Sulawesi Selatan (Hartono Wijaya/Fotokita.net)

Rumah budaya Indonesia akan hadir di delapan negara. Rumah budaya ini dimaksudkan untuk memperkenalkan kekayaan kebudayaan Indonesia kepada masyarakat dunia. Kekayaan budaya ini mencakup potensi kekayaan geografis budaya Indonesia yang memiliki ratusan etnis dan bahasa.

Hal ini dikatakan oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Budaya Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryati usai membuka "Grand Strategy Meeting" dalam rangka persiapan World Culture for Development Forum 2013, Sabtu (27/10), di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Tahun 2013 kita akan mulai di delapan negara seperti Amerika Serikat, Belanda, serta Prancis. Rumah budaya ini bertujuan untuk membuat citra positif kehidupan budaya Indonesia dengan negara-negara strategis,” kata Wiendu.

Wiendu menambahkan, rumah budaya tersebut akan semakin menegaskan Indonesia sebagai satu-satunya tempat bagi dunia dalam membangun dialog kebudayaan. Dengan demikian rumah budaya ini dapat memperkuat jaringan Indonesia ke dunia luar. “Bila negara maju berorientasi pada politik dan ekonomi, maka Indonesia menjadi rujukan untuk dialog kebudayaan."

Sementara itu, Wiendu menambahkan jika Pemerintah saat ini tengah mengembangkan museum budaya gunung. Museum ini akan berisi kebudayaan gunung, pengetahuan tentang peradaban pasca erupsi, hingga fenomena Mbah Maridjan --juru kunci Gunung Merapi.

Ide pendirian museum tersebut dimaksudkan untuk melengkapi Museum Vulkanologi di Yogyakarta yang kental dengan materi sainsnya. Sedangkan museum budaya gunung penuh dengan hal-hal yang bersifat kebudayaan, atau dengan kata lain lebih pada dampak peradaban pascaerupsi.

Anggota Tim Kajian Gagasan Museum Budaya Gunung dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Ikaputra menyampaikan, Gunung Merapi merupakan satu dari tiga gunung teraktif di dunia, selain Gunung Etna di Italia dan Pinatubo di Filipina. “Museum ini bisa menjadi wadah wadah pendidikan bagi dunia. Rencananya, museum akan dibangun membentang dengan alam, tidak menonjol, mengadopsi berkah alam, budaya setempat, dan kekinian,” tambahnya.

Terkait dengan konsep bangunan museum, Ikaputra menjelaskan bahwa bentuk museum ini akan menyerupai bunker sehingga dapat mencerminkan bentuk alami gunung. Selain itu, bunker tersebut dapat menyimpan benda-benda jika kembali terjadi erupsi

Guru Besar Arkeologi UGM Timbul Haryono menambahkan, gagasan museum budaya tersebut sangat menarik. Hal ini bisa menjadi daya tarik wisata yang menarik karena selain belajar alam, wisatawan pun bisa belajar kebudayaan masyarakat di sekitar Merapi. “Selama ini di masyarakat sekitar Merapi telah terbentuk komunitas lima gunung. Kesenian ini sangat pesat karena merupakan bagian dari ekplorasi lingkungan lewat kreasi seni,” tambahnya.

WCF – Bali Forum 2013

Sementara itu terkait dengan pertemuan di Yogyakarta sebagai persiapan World Culture for Development Forum yang akan berlangsung di Bali tahun 2013, pertemuan akan diikuti oleh budayawan dan pakar hubungan internasional. Mereka akan membahas tentang parameter indeks kebahagiaan sebuah negara.

Menanggapi pertemuan tersebut, Guru Besar Hubungan Internasional UGM Mohtar Masoed mengatakan, indeks kebahagiaan tidak hanya diukur dari sisi material tetapi juga non-material. Di antaranya indikator tingkat pendidikan, pendapatan, aksesibiklitas, fasilitas umum, permodalan, dan ruang serta ruang ekpresi budaya. “Nantinya akan dibahas di Bali tentang metode yang tepat untuk mengukur indeks ini,” katanya.

Kegiatan WCF – Bali Forum 2013 adalah even untuk mempererat hubungan harmonis antar bangsa, menciptakan peradaban dunia yang harmonis, menjunjung tinggi dan menghargai keunikan dan keanekaragaman budaya. Serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar